Lembaga nirkabel Farmers for Free Trade AS baru-baru ini berturut-turut merilis dua iklan televisi, yang memperingatkan Presiden AS Donald Trump bahwa pergesekan perdagangan AS dan Tiongkok akan sangat merugikan petani AS.
"Saya mendukung pemerintah Trump, akan tetapi, saya sangat khawatir terhadap aksi yang diambilnya di bidang perdagangan dan tarif. Tiongkok adalah pelanggan terbesar kedelai AS, dan oleh karena itulah, kami sangat rapuh. Kebun pertanian dan petani lainnya seperti kami akan menjadi korban kelompok pertama dalam perang dagang." Demikian tutur seorang pemilik kebun pertanian dalam iklan yang disiarkan televisi.
Si pemilik kebun pertanian tersebut berasal dari negara bagian Indiana. Dia terutama menanam jagung dan kedelai di kebunnya yang seluas 2.000 hektar. Tiongkok adalah pasar ekspor terbesar bagi produk kedelai AS. Tahun lalu, Tiongkok mengimpor kedelai senilai 14 miliar dolar Amerika dari AS.
Setelah AS mengumumkan pengenaan bea masuk bersifat punitive terhadap gilingan baja dan aluminium impor dari Tiongkok, Tiongkok juga mengumumkan keputusan untuk mengenakan tarif ekstra terhadap 128 macam produk impor dari AS. Walaupun kedelai tidak termasuk dalam daftar tersebut, akan tetapi, kaum tani AS yang terutama menanam kedelai tetap khawatir kalau-kalau pergesekan perdagangan meningkat akan mempengaruhi ekspor kedelai. Dalam waktu dua pekan ke depan, iklan yang berupa peringatan terhadap Donald Trump akan disiarkan di beberapa stasiun televisi utama di negara bagian Florida dan ibu kota Washington.
Ketua Farmers for Free Trade, Max Baucus yang juga mantan Senator negara bagian Montana, mengatakan bahwa aksi yang diambil pemerintah akan mengakibatkan buah-buahan, sparkling wines dan produk lainnya dikenakan bea masuk, dan pada masa mendatang kemungkinan lebih banyak produk pertanian AS akan dipengaruhi. Dalam perang dagang hampir tidak ada pemenang, dan petani AS akan menanggung bayaran yang lebih besar."