PEOPLE'S DAILY: KTT ASEAN ke-32 digelar di Singapura pada 27-28 April lalu. Pernyataan Ketua ASEAN seusai pertemuan mengatakan, bahwa negara-negara ASEAN menyatakan prihatin atas meningkatnya proteksionisme dan momentum anti globalisasi. Pernyataan menegaskan kembali pendirian ASEAN yang selalu mendukung sistem perdagangan multilateral, dan pendirian prinsipalnya yang mendukung regionalisme terbuka dengan ASEAN sebagai pusat.
KTT ASEAN kali ini mengangkat tema "Resilient and Innovative ASEAN". Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong dalam sambutannya pada 28 April menyatakan, ASEAN perlunya meningkatkan lebih lanjut hasil-hasil yang dicapai dalam pembangunan integrasi dan pembentukan Masyarakat ASEAN, secara efektif menghadapi terorisme dan serangan cyber, sementara berusaha mewujudkan pertumbuhan ekonomi melalui penerapan teknologi secara inovatif.
Pada 2016, ASEAN menerima baik Master Plan of ASEAN Connectivity (MPAC) 2025. KTT kali ini menyatakan apresiasi terhadap hasil-hasil kerja sama konektivitas yang tercapai, dan mengajukan daftar awal proyek-proyek infrastruktur yang diprioritaskan serta kebijakan tentang urbanisasi berkelanjutan dan taktik bagi UKM untuk menghadapi tantangan ekonomi digital. Sementara itu, para pemimpin ASEAN berharap memperbaiki taraf kehidupan rakyat dengan memanfaatkan inovasi dan teknologi maju, setuju membangun jaringan kota cerdas, dan untuk itu akan memilih 26 kota sebagai uji coba. Pernyataan Ketua KTT ASEAN ke-32 menunjukkan, jejaring kota cerdas akan mendorong perkembangan selaras, berbagi pengalaman sukses dan menumbuhkan peluang perkembangan yang baru. Jaringan kota cerdas akan mengutamakan karakteristik, potensi, kebudayaan lokal serta level perkembangan setiap kota, dan menjadikannya sebagai jalan pembangunan inklusif.
Selain itu, KTT kali ini juga melakukan diskusi dan mencapai sejumlah konsensus mengenai kerja sama keamanan cyber dan digitalisasi, model traktat perjanjian ekstradisi ASEAN, Yayasan Pemuda Singapura-ASEAN serta Akademi Hukum ASEAN.