Koran berbahasa Inggris terbesar di Indonesia, Jakarta Post, menerbitkan sebuah artikel berjudul "Kecenderungan Investasi Tiongkok Terhadap Indonesia" pada tanggal 2 Mei kemarin, dan melaporkan kecenderungan investasi Tiongkok terhadap Indonesia di bawah kerangka "Satu Sabuk Satu Jalan".
Dengan mengutip perkataan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia (BKPM) Thomas Lembong, laporan itu mengatakan bahwa pertumbuhan investasi Tiongkok terhadap Indonesia merupakan suatu "kecenderungan matematik", karena "Tiongkok adalah ekonomi terbesar dan negara populasi terbanyak di dunia".
Sementara itu, Thomas memuji proyek pengolahan investasi Tiongkok yang sedang berlangsung, khususnya proyek di Sulawesi yang merupakan "proyek investasi yang paling dapat diandalkan pemerintah karena telah menarik sejumlah besar dana investasi".
Laporan tersebut juga mengatakan, sebagai bagian dari inisiatif "Satu Sabuk Satu Jalan", Indonesia dan Tiongkok telah menandatangani 5 kontrak di bidang infrastruktur dengan total nilai sebesar 23,3 milyar dolar AS pada bulan April lalu. Sementara itu, Indonesia masih mengusahakan investasi Tiongkok terhadap koridor ekonomi dalam negeri.
Menurut data statistik BKPM, pada tahun 2017, investasi langsung Tiongkok terhadap Indonesia mencapai 3,4 milyar dolar AS, meningkat 24% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, dan menjadi negara sumber investasi langsung terbesar ketiga di Indonesia. Apabila ditambah dengan investasi perusahaan Tiongkok via Singapura dan Hong Kong, sebenarnya Tiongkok telah menjadi negara sumber investasi terbesar bagi Indonesia.