Salah satu sebab sorotan indeks pertumbuhan ekonomi Myanmar beberapa tahun ini ialah, investasi asing mendorong pertumbuhan pesat industri manufaktur dan pengolahan Myanmar. Menurut statistik Biro Administrasi Investasi dan Perusahaan Myanmar, industri manufaktur Myanmar pada tahun keuangan sebelumnya telah menarikkan investasi yang menduduki nomor satu dan melampaui kalangan transportasi, telekomunikasi, perhotelan dan pariwisata. Di antaranya perusahaan negara-negara di sekitarnya termasuk Tiongkok, Jepang dan Korsel, masing-masing membangun pabrik justru karena mementingkan biaya pekerja Myanmar mempunyai daya persaingan yang agak kuat di antara negara-negara ASEAN. Di antara jenis beranekaragaman industri pengolahan dan manufaktur, industri garmen beberapa tahun ini menjadi industri yang terbanyak ekspornya Myanmar. Kini, investasi asing telah menduduki 90 persen industri garmen di Myanmar.
Selain itu, Myanmar juga dengan kuat mengadakan pembangunan di bidang energi, tenaga listrik, telekomunikasi dan infrastruktur, agar menyediakan penggerak untuk perkembangan berkelanjutan ekonomi. Pemerintah Myanmar mengajukan target menyediakan tenaga listrik di seluruh negeri pada tahun 2030.
Myanmar juga belajar pengalaman Kota Shenzhen Tiongkok membantu Myanmar membangun Kota Baru Yangon, dan mendorong PDB bertumbuh pesat secara berkelanjutan.
Kini, para pengusaha dari Tiongkok, Jepang, Korsel dan negara-negara ASEAN lainnya semakin tertarik pada projek Kota Baru Yangon tersebut. Pada masa depan, Kota Baru Yangon tak hanya akan membangkitkan ekonomi dan kesejahteraan rakyat di sekitar Yangon, juga akan membuka jendela untuk perkembangan ekonomi tipe terbuka seluruh Myanmar, dan mempunyai arti strategis bagi seluruh negara Myanmar.