Negeri Wanita Mosuo
  2009-08-26 16:01:38  CRI

Nantinya, anak yang dilahirkannya akan menyandang marga keluarga perempuan. Masyarakat Mosuo yang menganut prinsip matriarchal lebih mementingkan kaum perempuan, namun mereka juga tidak meremehkan kaum lelaki.

Seorang perempuan yang bernama Lierchelamu mengatakan, anggotanya keluarganya cukup besar, sehingga perayaan peresmian hubungan dengan kekasihnya berlangsung cukup ramai. Dikatakannya, pernikahan mereka sangat romantis. Ia juga menegaskan bahwa perempuan Mosuo tidak menikah sembarangan. Mereka hanya menikah dengan orang yang mereka cintai.

Seperti gadis Mosuo yang lain, Lierchelamu yang menyukai tarian tradisional, biasanya memakai bahasa Mosuo saat berbincang ? bincang dengan teman-temannya. Tapi, saat berkomunikasi dengan orang bukan Mosuo, ia memakai bahasa Mandarin.

Walaupun budaya Mosua dikenal sebagai salah satu kebudayaan kuno, tidak berarti orang Mosuo itu terbelakang. Orang Mosuopun menikmati peradaban modern, namun di lain pihak, mereka juga mementingkan dan menghormati adat-istiadat mereka.

Pemerintah lokal pun selalu menekankan agar kebudayaan Mosuo dipelihara dan dipertahankan ciri khasnya. Berbagai usaha melestarikan kebudayaan Mosuo dilakukan pemerintah, misalnya mendukung penyelenggaraan berbagai kegiatan Mosuo, dan menjunjung tinggi bahasa, tarian dan nyanyian Mosuo. Sementara itu, untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan modern, orang Mosuo juga menempuh pendidikan modern. Di sekolah, selain belajar bahasa Mandarin, mereka juga belajar bahasa Inggris.


1 2
Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040