Ditulis oleh : aing iman, metro TV
Pengalaman menuju kasgar dari Jakarta, Indonesia sangat melelahkan. Perjalanan yang menempuh perjalanan hampir seharian menuju Beijing dari Jakarta jam 09.15 pagi sampai Beijing jam 19.30 malam. Lamanya jam menuju Beijing karena transit di quangxou dan menunggu lagi beberapa sekitar 2 jam untuk melanjutkan perjalanan ke Beijing. Sesampainya di Beijing kami langsung menuju hotel yang bernama CRI media hotel milik dari group CRI. Sekitar pukul 21.00 malam kami baru bisa memasuki ruang istirahat di kamar hotel. Tapi pesan pihak CRI berpesan besok pukul 05.30 kami berkumpul di lobby hotel untuk terbang menuju urugi menujuk kasgar.
Usai melepas lelah beberapa jam di kamar hotel, subuh saya bangun untuk berkumpul bersama rekan2 media lainnya yang berasal dari Indonesia dan Malaysia. Hampir jam 06.00 pagi kami semua menuju bandara Guangxou. Chek in ….boarding hingga pemeriksaan imigrasi pun kami lewati. Tepatnya gate 51 ….gate penerbangan menuju urugi pun saya lewati. Tetapi menuju gate itu saya sendiri dan langsung naik bis menuju pesawat tanpa menunggu teman lainnya. Karena saya pikir toh saya tidak akan nyasar karena sdh melalui gate yang benar sesuai dengan yang tertera di boarding pas saya. Maaf loh bukan saya tidak mau menunggu yang lain…tapi menunggu sendirian di gate 51 amat membosankan terlebih tidak ada orang Indonesia yang saya kenal. Akhirnya kami pun berkumpul di dalam pesawat menuju Urugi.
Perjalanan menuju urugi menurut pengumuman pilot memakan waktu 3 jam dari Beijing. Okelah kalau begitu….selama perjalanan dalam pesawat saya tertidur. Tak terasa waktu 3 jam berlalu dan saya mendengar pilot menginformasikan bahwa sebentar lagi pesawat akan landing di urugi.
Landing sudah pesawat kami di urugi …. Saya dan teman-teman harus melanjutkan kembali perjalanan menuju kasgar dengan pesawat yang menempuh waktu 1.15 menit. Ah akhirnya setelah 1 jam lebih saya pun tiba di kasgar bersama rekan media lain.
Begitu menginjakkan kaki di bandara kasgar rasanya berada di daerah tandus gersang tetapi berudara sejuk. Kebetulan November ini suhu di kasgar mencapai 3 derajat celcius. Ah saya merasa beruntung datang pada bulan yang sejuk bukan di bulan yang bersuhu panas. Buat saya ini sebuah keberuntungan karena tidak berpanas-panasan di daerah yang terkenal dengan daerah gurun atau dikenal dengan provinsi yang terkenal kaya akan uranium dan tambangnya.
Sesampai di bandara kasgar saya dan rombongan di jemput oleh petugas dari kantor pariwisata setempat. Menginap di sebuah hotel megah yang katanya terkenal di kota kasgar…..wah asyik kami diperlakuan dengan baik oleh pihak pariwisata setempat. Sepertinya kelelahan kami terbayar selama 2 hari perjalanan menuju kasgar.
Ternyata kasgar kota yang orang-orangnya berwajah unik….kulit dan mata seperti china tetapi rahang dan hidungnya seperti orang timur tengah. Diperhatikan orang kasgar ternyata memakai 2 bahasa, yakni bahasa china dan bahasa uigur. Aneh tertengar di telinga ….tapi justru itu membuat saya pusing karena ternyata banyak sekali yang tidak bisa sedikitpun bahasa inggris sehinggga kalau saya mau bertanya, saya terpaksa mengandalkan guide pihak pariwisata kasgar dan bahasa tubuh. Nah bahasa tubuh ini lah yang membuat saya sering tertawa Karena kalau mau sesuatu dan bertanya ini apa, itu apa, harganya berapa, di mana harus melakukan gerakan yang menunjukkan sesuatu agar mereka paham apa yang kita inginkan.
Kasgar penuh dengan wanita cantik yang berkulit putih kemerahanan bermata sipit tapi hidung mancung. Demikian juga para prianya agar berparas china timur tengah. Saya pun diajak ke kota handicraft di handycraft street. Wah asyiknya mengambil gambar kegiatan ekonomi masyarakat kasgar atau kaum urgui. Disana saya mengambil gambar kegiatan para pedagang. Mulai dari pengrajin tembaga, pengrajin pisau sampai pedagang yang menjual bulu binatang berupa topi dan mantel. Tak ketinggalan ada pula pedagang karpet. Kata pemandu, kota kasgar juga terkenal dengan perdagangan karpet atau permadaninya.
Usai saya mengambil gambar di handycraft street, kami pun diajak menuju ke mesjid ID Kah. Mesjid id kah adalah mesjid tertua di kasgar. Tak menunggu waktu lagi mengambil bagian luar mesji d pun langsung saya lakukan…..asyiknya mengambil gambar sampai lupa kalau saya harus mengikuti rombongan. Untung lah pihak CRI mau menunggu saya dengan sabar….dan saya pun diajak masuk ke dalam mesjid tersebut. Di gerbang mesjid saya diingatkan tidak boleh mengambil gambar. Wah saya pikir bagaimana paket feature saya kalau mau bicara mesjid tapi gambarnya tidak ada, masa Cuma ada gambar luar doank sih….bisa kena complain oleh kantor saya donk.
Tidak kurang akal….seperti biasa, dilarang boleh-boleh saja…..toh yang melarang mengambil gambar kan pihak setempat bukan pihak kantor saya…..jadi kalau kamera saya mau ambil gambar yah saya mengikuti keinginan kamera saya lah……maklumlah saya dan kamera saya kan sehati loh hehehehehe. Pokoknya di dalam area mesjid id kah yang katanya dilarang ambil gambar…yah saya tetap ambil gambar lah….soalnya menarik sih mesjidnya…sayang bila dilewatkan. Makin tua sebuah bangunan menurut saya justru semakin menarik untuk diabdikan. Pikir saya sayang kalau potensi mesjid itu dibiarkan tidak di expose….toh biar dunia tahu bagaimana uniknya mesjid tertua di kasgar. Kalau disiarkan bahwa mesjid id kah adalah mesjid tertua di kasgar, saya pikir para wisatawan di dunia akan tertarikmengunjungi kasgar. Bayangkan kasgar menjadi kota pariwisata yang menarik di mana kasgar mesjid dan kota tua.
Selesai tour di mesjid tua, saya dan rombongan menuju kota tua. Wah kota ini di mata saya benar benar tua dilihat dari pondasi bangunan maupun masyarakat yang tinggal di kota tua itu. Rumah-rumah mereka yang masih keliatan unik dan sangat tua…penghuninya pun seperti masih memegang tradisi mereka. Pintu dan bangunan dalam rumah keliatan sangat unik dan berbatu tanah liat dengan bata2 merah.
Dari lorong ke lorong menelusuri kota tua sambil mengambil gambar sangat menyenangkan meskipun melelahkan karena naik turun tangga…masuk lorong satu ke lorong lain di pandu oleh pemandu. Karena kalau tidak dipandu katanya takut kesasar hehehe. Disana saya bertemu dengan penduduk asli urugi. Ada anak kecil yang lucu dan bayi yang lucu. Saya sempat berfoto dengan anak kecil urugi. Meski kami berbeda bahasa…tetapi nampaknya anak kecil itu mengerti bahasa tubuh…bahkan usai foto pun dia ingin diperlihatkan fotonya hahahaha.
Ada cerita lucu lagi dua hari di kasgar. Diantaranya saya tidak bisa memakan daging domba atau kambing karena memang tidak suka. Akhirnya setiap makan saya harus menunggu menu yang saya pesan tapi pasti datanganya belakangan. Tak apa lah …sambil menunggu menu ayam saya bisa makan buah dan sayuran. Semua terobati ketika menu yang dihidangkan menu ayam pesanan saya rasanya sangat enak. Tapi ya porsi makan orang di kasgar memang banyak ya sampai saya yang doyan makan saja tidak kuat melihatnya…..Menyerah melihat porsi makan orang kasgar hahahahahaha. Mungkin itu namanya beda Negara, beda tradisi, beda cara makannya.
Lucu lagi sewaktu makan malam di restoran manzur….ketika makanan datang, diantara teman-teman semeja saya dari Indonesia, di mana yang lainnya diberi sendok, hanya saya yang tidak diberi sendok oleh pelayannya tetapi saya diberi sumpit. Langsung saya tertawa karena saya pikir pelayan itu menganggap saya orang china asli yang makannya pake sumpit hahahahahaha. Tapi tak apa, saya senang kok diperlakukan demikian karena saya merasa muka saya ini memang kolaborasi china Indonesia. Wah asyik paling tidak wajah saya diakui lah di negeri yellow river hehehehehe. Sayangnya memang saya tidak diajarkan oleh orang tua saya berbahasa mandarin meskipun kedua orang tua saya sangat lancar berbahasa mandarin dan hokkian.
Itulah pengamalan saya dua malam di kota kasgar…… saya menemukan yang unik dan lucu di kota kasgar.