"We are One in Diversity"
  2013-07-17 16:03:39  CRI
Apa yang sebetulnya saya alami kurang lebih selama dua puluh satu tahun telah banyak sekali memberikan pelajaran berharga bagi diri saya sendiri. Banyak sekali peristiwa-peristiwa yang mendewasakan diri saya selama ini dan akhirnya saya pribadi menyadari bahwa seseorang tidak akan menyadari tindakannya kecuali mereka dipososisikan mengalaminya. Sering kali kita merendahkan, mengolok-olok, mengejek serta melakukan sesuatu yang seringkali menyakiti hati orang lain. Bahkan kadang kala kita acapkali melakukan gurauan dan candaan yang bernada makian sebagai hal yang biasa.

Apa yang terjadi kemarin saya jadikan sejarah untuk menapaki kehidupan saat ini dan dimasa yang akan datang. Berbagai peristiwa dari lingkungan sekitar, pada akhirnya selalu saya upayakan untuk dijadikan sebagai pelajaran yang sangat berharga. Saya sangat bersyukur bahwa Tuhan masih sanggup dan setia untuk selalu membimbing saya dan selalu menjadi penuntun ke arah kebaikan. Tuhan tak pernah tidur, bahkan tak pernah mengantuk sekalipun. Dia selalu memberi aku kekuatan di saat aku terbangun dan bahkan disaat aku terjaga dalam keheningan malam. Aku percaya dengan kebesaran-Nya, Dia akan selalu mengendong dan membimbing kita didalam kuasa kebesaran-Nya.

Didalam perenungan akan makna kehidupan pada malam hari yang hening dan sunyi, seringkali aku berfikir mengenai esensi dari makna penghargaan terhadap sesama. Bagaimana didalam perbedaan masyarakat yang ada saat ini, kita dapat saling mentolerir, menghargai bahkan menghormati dan menjunjung tinggi diantara perbedaan yang ada tersebut. Lebih dari itu, perbedaan bukan diartikan sebagai individu yang berbeda, namun perbedaan merupakan sebuah makna yang harus ditanggapi sebagai upaya pemersatu dan penyetaraan didalam keragaman.

Ketika kita berbeda, bukan berarti kita akan acuh terhadap orang yang berbeda tersebut. Bukan berarti kita akan mengabaikan kelayakan penghidupan bagi orang tersebut. Justru dengan berbeda, kita seharusnya dapat memahami perbedaan untuk mendapatkan penyatuan. Bentuk pengaplikasian dari upaya persamaan dalam keberagamana sejatinya dapat dijalankan dengan saling menghormati. Ketika kita sudah apat saling menghormati, kita dapat memberikan "ikan" kepada orang-orang yang membutuhkan, meskipun mereka orang yang "berbeda" dengan diri kita secara teologi, ideologi ataupun suku dan rasa. bahkan lebih jauh, kita dapat memberikan "pancing" kepada orang yang memebutuhkan tersebut sebagai upaya untuk penyejahteraan dirinya dengan tidak terus bergantung kepada pemberian "ikan" kita. Dengan "pancing", orang tersebut dapat mencari "ikan sendiri" dan pada akhirnya mereka dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Inilah esensi dari setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan penghidupan layak tanpa terkcuali.

Hingga pada akhir perenungan, saya bertekad untuk menjadi orang yang berguna dan saling mengasihi diantara sesama, meskipun dalam dinamika masyarakat kita terdapat banyak perbedaan. Menjadi sebuah bentuk penghormatan terhadap Tuhan ketika kita mampu untuk saling bertolerasi antar sesama. Hal ini dikarenakan Tuhan telah menakdirkan bagi kita untuk hidup diantara perbedaan yang ada. Akhirnya meskipun saat ini saya masih belajar dan berusaha untuk menerapkan rasa saling menghormati diantara perbedaan yang ada, saya akan terus mengupayakan hal tersebut, karena saya percaya pengharapan tak akan pernah lelah menanti, tak akan pernah letih berjalan dan tak akan pernah berhenti menunggu. Oleh karean itu, hari ini akan saya manfaatkan dengan sebaik mungkin untuk belajar saling menghormati dan menghargai diantara perbedaan yang ada. Mungkin kemarin banyak dari kita yang sering mengabaikan sekitar, namun sekarang dengan sedikit tindakan, kita bisa melakukan perubahan untuk hari esok.

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040