Catatan dari Xinjiang bagian 1
  2013-07-31 09:59:04  CRI

Tiga hari sudah saya berada di China untuk mengikuti rangkaian kegiatan "Xinjiang di Lensaku," gelaran China Radio Internasional (CRI).

Hari pertama saya tiba di Beijing, China, pada 28 Juli 2013, saya langsung diajak berkunjung ke Tembok Besar China. Situs bersejarah yang merupakan salah satu warisan budaya dunia. Saya akhirnya berhasil mengunjungi situs tersebut, satu hal yang dari dulu sangat ingin saya lakukan. Melihat langsung dengan mata kepala sendiri sekaligus memotret salah satu dari tujuh keajaiban dunia kuno. Saya sangat menikmati kunjungan ke Tembok Besar China. Like a dream come true… Kunjungan yang tidak akan saya lupakan…

Hari berikutnya saya dan peserta Xinjiang di Lensaku terbang menuju ibu kota propinsi Xinjiang, Urumqi. Empat jam perjalanan menggunakan pesawat dan lebih dari dua jam berada di jalan dari bandara menuju pusat kota cukup membuat saya kelelahan. Sebenarnya yang membuat perjalanan darat dari bandara ke pusat kota memakan waktu lama disebabkan rusaknya bus yang kami tumpangi di tengah jalan, jadi terpaksa menunggu bus pengganti dulu baru kami bisa melanjutkan perjalanan. Ditambah lagi dengan kemacetan yang luar biasa, karena perjalanan kami bertepatan dengan jam orang-orang pulang kerja. Hasilnya, capek di jalan...

Cuaca di Xinjiang, saat ini sedang musim panas. Saat di Urumqi matahari terasa sangat menyengat. Kalau di Indonesia mungkin orang-orang sudah bilang, "mataharinya ada tujuh." Tidak ada yang bisa dilakukan di Urumqi, mengingat waktu sudah malam saat kami tiba di hotel tempat kami menginap.

Tiba di hotel kemudian kami dijamu makan malam. Makan malam yang dihadiri sejumlah pejabat penerangan lokal dan kawan-kawan dari China Radio Internasional (CRI) serta peserta Xinjiang di Lensaku. Saya bertemu dengan banyak teman-teman baru dari berbagai negara, menyenangkan! Well, yang paling mengesankan adalah makanannya benar-benar membuat lezat. Buat saya rasanya cocok dengan lidah saya yang senang pedas. Berbagai menu khas dihidangkan untuk kami, sampai-sampai tidak sanggup untuk memakan semuanya alias kekenyangan. Yang terpenting adalah akhirnya rasa lapar akibat lamanya perjalanan terbalaskan…

Hari selanjutnya, Selasa 30 Juli 2013, kami memulai perjalanan dari rangkaian kegiatan "Xinjiang di Lensaku." Saya diajak mengunjungi Kota Shihezi. Membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam untuk tiba di kota yang merupakan cikal bakal berdirinya kota modern di Xinjiang.

Tempat pertama yang dikunjungi adalah kantor perusahaan pemerintah, Xinjiang Tian Ye (Group) Co., Ltd. Kemudian kami diajak mengunjungi pusat industri dan pengembangan dari perusahaan pemerintah tersebut. Mulai dari areal persawahan yang dikerjakan dengan teknologi inovatif hemat air, pabrik kimia & pembuatan PVC, sampai dengan lokasi sarana transportasi dan bongkar muat produk-produk Xinjiang Tian Ye (Group) Co., Ltd. diperlihatkan kepada kami.

Lokasi selanjutnya adalah Xinjiang Army Reclamation Museum di pusat kota Shihezi. Museum yang bertempat di dalam bangunan pertama di Xinjiang ini bercerita banyak melalui peninggalan dan benda-benda yang dipamerkan mengenai sejarah panjang berdiri Xinjiang hingga masa kini. Cukup menarik, namun amat disayangkan di museum ini hampir tidak ada keterangan berbahasa lain selain bahasa Mandarin. Alangkah lebih baiknya bila di museum tersebut juga disertakan keterangan-keterangan dalam bahasa Inggris, sehingga pengunjung warga negara asing bisa lebih mengerti mengenai sejarah panjang Xinjiang melalui museum tersebut.

Dari museum kami melanjutkan perjalanan mengunjungi perkebunan buah Persik sekitar 30-40 menit perjalanan dari pusat kota Shihezi. Hijau pepohonan cukup membuat mata cerah. Kunjungan kami pun bertambah segar ketika kami dijamu buah-buahan segar. Mulai dari semangka, melon, dan tentu saja buah persik disuguhkan kepada kami. Kata orang-orang setempat buah-buahan seperti semangka, melon dan persik di Xinjiang rasanya sangat manis dan menyegarkan di bandingkan tempat-tempat lainnya. Apa yang mereka katakan itu ternyata benar, saya sudah membuktikannya…

Hmmm… perjalanan hari pertama ini cukup menarik, menambah pengetahuan mengenai sejarah berdirinya dan perkembangan Xinjiang. Namun masih agak jauh dari apa yang saya bayangkan mengenai perjalanan Xinjiang di Lensaku. Awalnya saya berharap sejak hari pertama sampai dengan selesai kami akan disuguhkan dengan tempat-tempat yang indah, exotis, bertemu dan berinteraksi dengan penduduk lokal sekaligus melihat langsung budaya tradisional mereka. Termasuk juga melihat langsung komunitas muslim Xinjiang. Sepertinya belum beruntung, apa yang saya bayangkan masih belum bisa saya jumpai pada hari pertama memulai perjalanan kegiatan "Xinjiang di Lensaku." Its ok, mungkin hari-hari berikutnya saya dapat menemukan apa yang saya harapkan.

TETAP SEMANGAT!!!

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040