Catatan Perjalanan (Tgl.8 Idul Fitri)
  2013-08-14 16:46:43  CRI
Kamis, 8 Agustus 2013. Hari ini adalah Lebaran, Idul Fitri 1 Syawal 1434 H. Semua umat muslim di dunia merayakan hari kemenangan setelah sebulan menjalani puasa Ramadhan. Hari ini adalah hari yang sangat istimewa untuk semua umat muslim di dunia. Bukan hanya sekedar dimaknai sebagai hari raya yang meriah. Setelah satu bulan berjuang melawan nafsu, memperbanyak ibadah dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, maka pada hari ini umat muslim di muka bumi ini ibarat dilahirkan kembali, diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT. Mulai hari ini umat muslim di mana pun berada ibarat kertas putih yang kosong tak bernoda, memulai hidup baru hingga Ramadhan berikut. Bagi yang tidak tahu, inilah makna Idul Fitri sebenarnya. Jadi, momentum ini sangatlah sakral bagi saya, dan juga tentunya umat muslim di mana pun di belahan bumi ini.

Saya diberi kesempatan untuk mengikuti ibadah Shalat Idul Fitri di salah satu masjid di Hoboksar. Di masjid ini saya disambut dengan sangat baik. Bak tamu agung, mereka menyalami saya. Bahkan imam masjid pun secara khusus menyambut kami. Saya juga berhasil mengambil beberapa foto di masjid ini. Sungguh momen yang sangat istimewa buat saya. Melaksanakan shalat idul fitri di negeri orang, bersama orang-orang asing yang tidak saya kenal, namun kami dipersatukan oleh ibadah.

Selesai shalat, saya pun teringat rumah. Biasanya setelah selesai melaksanakan shalat id, kami sekeluarga akan menggelar "sungkeman." Saling memohon maaf atas semua kesalahan kepada semua anggota keluarga. Kami juga saling bersilaturahmi bermaaf-maafan dengan kerabat, saudara, tetangga, teman dan lain lain. Seusai saling bermaaf-maafan kami sekeluarga dan tamu-tamu yang datang ke rumah akan makan bersama. Menunya khas Lebaran yaitu, ketupat, opor ayam, sambal goreng ati, rendang, dan masih banyak menu makanan lainnya. Seketika saya menjadi sangat sedih karena kehilangan semua momentum berharga itu pada tahun ini. Apalagi kasihan putri saya yang masih bayi, ini Lebaran pertamanya, tapi terpaksa merayakan tanpa ayahnya yang harus bertugas jauh di negeri orang.

Ok, cerita selanjutnya. Setelah selesai melaksanakan Shalat Idul Fitri, kami peserta Xinjiang di Lensaku diajak mengunjungi rumah salah satu keluarga etnis muslim Kazakh. Kami diajak melihat langsung bagaimana suasana Lebaran di rumah mereka. Keluarga Kazakh menyambut kami dengan sangat ramah. Di dalam rumahnya banyak tersedia bermacam kue dan panganan yang mungkin hanya tersedia saat Idul Fitri saja. Kami pun sempat berbincang-bincang sesaat dengan mereka dan mencicipi penganan khas Kazakh.

Tempat berikutnya yang kami datangi juga adalah rumah keluarga etnis muslim Kazakh. Disini lebih meriah terasa suasana Lebaran. Sepertinya mereka adalah keluarga besar. Banyak sekali anggota keluarga mereka dan mungkin juga tetangga-tetangga yang datang ke rumah yang kami kunjungi ini. Kedatangan kami pun mendapat kehormatan ala Kazakh. Mereka memotong domba khusus untuk menyambut kedatangan kami. Hal ini lazim dilakukan orang-orang Kazakh saat menyambut tamu terhormat. Kami sungguh merasa tersanjung atas perlakuan mereka, di tambah keramah tamahan yang mereka merlihatkan, membuat sejenak kami bisa melupakan rasa sedih karena jauh dari keluarga di hari besar ini. Bermacam panganan khas disuguhkan kepada kami. Puncaknya kami disuguhkan domba yang mereka potong khusus untuk kami.

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040