Sebagai seorang pecinta kuliner sejati, mencicipi kuliner lokal adalah hal yang wajib ketika saya berkunjung ke satu tempat. Hari kedua di Kota Xining, kami dibawa untuk mencicipi mie tarik Lanzhou, (Lanzhou Beef Noodle) yang menjadi makanan khas setempat. Awalnya saya merasa aneh, bagaimana kuliner yang awalnya berasal dari Lanzhou ini malah menjadi ciri khas Qinghai. Setelah dijelaskan Ketua Asosiasi Mie Lanzhou provinsi Qinghai, saya kemudian baru tahu bahwa adalah orang Qinghai lah yang memperkenalkan mie Lanzhou ke seluruh negeri Tiongkok. Setelah masuk ke Wilayah Qinghai, Mie Lanzhou pun dimodifikasi sedemikian rupa dan disesuaikan rasanya dengan lidah penduduk setempat. Orang Qinghai dalam perantauannya membawa dan memperkenalkan kuliner ini di tempat mereka merantau. Dan akhirnya pun menjadi salah satu makanan halal yang populer di Tiongkok.
Mie Tarik Lanzhou dihidangkan dengan kaldu campuran daging sapi dan ayam yang dimasak selama berjam-jam. Potongan daging sapi, seledri, lobak dan daun bawang menjadi pelengkap hidangan. Tentu saja bisa ditambahkan minyak cabe agar terasa lebih nikmat. Tekstur mie juga sangat pas, sedikit kenyal dan tidak terlalu lembek, mungkin karena proses pembuatannya masih mempertahankan teknik tradisional dengan menggunakan tangan. Terasa sedap disantap di daerah yang bercuaca sejuk, seperti di Qinghai. Bagi saya yang paling menarik dari mie Lanzhou ini adalah budaya Islam yang terkandung di dalamnya. Kuliner ini identik dengan Muslim Tiongkok dan telah menjadi salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam perkembangan agama Islam di Tiongkok selama berabad-abad. Jadi, pastikan anda tidak melewatkan hidangan yang satu ini, ketika berkesempatan mengunjungi Qinghai.