Konferensi Pelaksanaan Perjanjian Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN---Forum Zona Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN ke-4 yang diselenggarakan Kementerian Perdagangan Tiongkok telah digelar di Kota Yantai Tiongkok Timur. Forum kali ini dihadiri oleh 200 orang pejabat ekonomi dan bisnis, wakil kamar dagang dan perusahaan Tiongkok dan ASEAN. Mereka akan mengadakan pembahasan mengenai berbagai topik antara lain pembangunan Zona Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN, peningkatan kerja sama ekonomi dan dagang bilateral dan penanggulangan bersama krisis moneter.
Zona Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN akan dibentuk secara menyeluruh mulai dari tanggal 1 Januari tahun depan. Sampai waktu itu, tarif pabean 90% produk antara kedua pihak akan diturunkan sampai nol. Zona Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN yang berpopulasi 1,9 miliar jiwa akan merupakan kawasan perdagangan bebas yang paling banyak konsumen di dunia dan paling besar lingkupnya dengan mencakup tiga bidang besar antara lain liberalisasi perdagangan komoditi, liberalisasi perdagangan jasa dan liberalisasi investasi.
Pejabat Kementerian Perdagangan Tiongkok Zhang Kening di depan forum itu menyatakan, "Pembentukan Zona Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN akan membawa kepentingan komersial yang sungguh-sungguh kepada perusahaan kedua pihak. Dari satu aspek juga memanifestasikan keyakinan dan ketekadan Tiongkok dan ASEAN untuk bergandengan tangan melawan krisis moneter dan terus mendorong maju perdagangan dan liberalisasinya serta menentang proteksionisme perdagangan. Badan terkait kedua pihak diharapkan dapat lebih banyak mengenal arti penting Zona Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN agar perusahaan menyadari sepenuhnya kebijakan preferensial di Zona Perdagangan Bebas dan merealisasi perkembangan baru dalam keadaan sulit."
Sejak pemimpin Tiongkok dan 10 negara ASEAN mencapai pengertian bersama pada tahun 2001 untuk membentuk Zona Perdagangan Bebas Bilateral, tarif pabean perdagangan kedua pihak menurun terus. Sampai tahun lalu, tarif pabean rata-rata antara Tiongkok dan 10 anggota ASEAN menurun sampai 2,4%, sementara volume perdagangan bilateral juga naik dari 41,6 miliar dolar Amerika tahun 2001menjadi 231,1 miliar dolar Amerika tahun 2008. Tiongkok dan ASEAN kini saling menjadi mitra dagang terbesar ke-4.
Mengingat kesenjangan antar berbagai anggota ASEAN pada taraf perkembangan ekonomi dan industri, pemerintah Tiongkok menerapkan kebijakan tarif pabean preferensial kepada negara anggota ASEAN yang tidak maju, di antaranya menerapkan nol tarif pabean terhadap 600 jenis produk pertanian Myanmar, Laos dan Kamboja. Langkah-langkah itu sangat disambut negara terkait ASEAN. Wakil Menteri Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Myanmar di depan forum itu mengatakan, "Berdasarkan persetujuan kerangka Zona Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN, dalam proses kedua pihak saling mengeksploitasi pasar, negara anggota baru ASEAN menikmati perlakuan khusus dan kebijakan tarif pabean yang luwes dari pihak Tiongkok sehingga memperpanjang proses penurunan tarif kedua pihak. Pembentukan Zona Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN tidak saja menyediakan pasar yang lebih luas kepada kedua pihak sementara juga membantu diperkecilnya kesenjangan pembangunan antar anggota ASEAN."
Para peserta forum kali ini sependapat, pembentukan Zona Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN telah membawa banyak manfaat yang sungguh-sungguh kepada konsumen dan perusahaan kedua pihak. Karena pengurangan dan pembebasan tarif pabean, para konsumen dapat dengan harga lebih murah membeli produk negara lain, sedangkan perusahaan di kawasannya dapat menurunkan ongkos produksi dengan mengimpor bahan baku nol tarif pabean. Sekretaris Jenderal Harian Dewan Bisnis Tiongkok-ASEAN Xu Ningning menyatakan, dalam latar belakang integrasi dan globalisasi ekonomi dewasa ini, kerja sama adalah pilihan terbaik bagi perkembangan kedua pihak. Dikatakannya, "Pembangunan Zona Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN bukan semata-mata membuka pasarnya melainkan melalui keterbukaan pasar menjalin hubungan kerja sama erat, melalui saling melengkapi dengan keunggulan kedua pihak di bidang bahan baku dan teknologi industri meningkatkan daya saing produk kawasannya di pasar dunia dan merealisasi pembangunan bersama berbagai negara di kawasannya."