Wawancara Khusus dengan Ketua Komite Tiongkok KADIN, Adi Harsono
  2010-03-31 16:49:46  CRI

Di Kota Shanghai terdapat 3 ribu lebih warga Indonesia, mereka biarpun berbisnis atau tidak, semuanya mengetahui bahwa di metropolitan ini terdapat KADIN Indonesia untuk Shanghai yang menyediakan konsultasi dan bantuan di berbagai bidang. Ketua Komite Tiongkok Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Adi Harsono dapat dikatakan adalah utusan rakyat yang menyambungkan Indonesia dengan Shanghai. Karena itu, ia terpilih sebagai 'Tokoh Berkontribusi Besar' terhadap hubungan Tiongkok-Indonesia oleh KBRI untuk Tiongkok pada tahun 2006. Berikut wawancara khusus CRI dengan Bapak Adi Harsono.

Dari tahun 2000 hingga 2006, Adi Harsono ditugaskan bekerja di Shanghai oleh suatu Perusahaan Transnasional Perancis di bidang bisnis kartu SIM. Pada waktu itu di Shanghai telah terdapat 500 orang lebih warga Indonesia dan mereka memerlukan suatu organisasi sosial yang menyediakan beraneka-ragam bantuan. Namun saat itu di Shanghai belum terbentuk Konsulat Indonesia, maka di tahun 2002, Adi Harsono mendirikan KADIN Indonesia untuk Shanghai. Dikatakannya, semula tujuannya hanya untuk membangun suatu jembatan bagi para pengusaha kedua negara untuk berinvestasi kepada pihak lainnya.

Menurut hasil survei KADIN, warga Indonesia yang tinggal di Shanghai terbagi atas dua bagian, pertama ialah staf yang bekerja di perusahaan besar, mereka memasuki Tiongkok dari tahun 1980an dan berangsur-angsur menjadi skala besar, kedua ialah profesional yang dikirim grup transnasional tertentu untuk Tiongkok, seperti Adi Harsono. Karena itu di Shanghai kurang terdapat warga Indonesia dari perusahaan kecil dan menengah di antaranya. Selain itu, karena terputusnya selama suatu periode hubungan diplomatik kedua negara, maka generasi muda Indonesia tidak mengenal dan mengerti bahasa Mandarin, juga tidak mengerti cara berpikir orang Tiongkok. Setelah dipulihkannya hubungan diplomatik kedua negara, generasi muda Indonesia tidak seperti pebisnis dari Singapura maupun Malaysia dengan begitu mudah membuka perusahaan kecil dan menengah di Tiongkok. Maka dengan pembentukan KADIN Indonesia di Shanghai dapat menyediakan wahana bagi perusahaan kecil dan menengah Indonesia memasuki Tiongkok. Dikatakannya,

Setelah terbentuknya KADIN di Shanghai, KADIN sangat cepat dikenal warga Indonesia. KADIN sering ditugaskan KBRI untuk menerima pejabat pemerintah, para menteri bahkan Presiden Indonesia, serta mengatur acara dan menyelesaikan masalah rombongan yang datang berkunjung. Berhubung waktu itu belum terbentuk Konsulat di Shanghai, maka KADIN sebagian berfungsi sebagai Konsulat.

Seiring dengan perkembangan kemitraan strategis Tiongkok-Indonesia, pertukaran personel semakin erat. Dewasa ini, pemerintah Indonesia sangat mementingkan hubungan baik dengan Tiongkok, dan dengan sekuat tenaga menyokong Shanghai sebagai tuan rumah Ekspo Dunia 2010 dan untuk pertama kali membentuk Paviliun Negara dalam Ekspo Dunia. Kali ini, KADIN Indonesia di Shanghai juga menyediakan bantuan di berbagai bidang sehingga akhirnya pembangunan Paviliun Negara di Ekspo Dunia 2010 mencapai hasil nyata.

Beberapa tahun ini, Bapak Adi Harsono tidak menetap di Shanghai, tapi setiap bulan akan datang ke Shanghai 2-3 kali. Dikatakannya, ia dengan mata kepala sendiri menyaksikan bahwa Shanghai berubah setiap hari. Selama 7 tahun ini, KADIN yang didirikannya tidak hanya menyediakan bantuan untuk mendorong pertukaran bisnis, tapi juga di bidang budaya dan lain sebagainya. Mengenai harapannya di masa depan, Bapak Adi Harsono menyatakan,

Beberapa tahun ini, KADIN Shanghai telah menjadi jembatan yang mendorong perdagangan Indonesia dan Tiongkok, serta membantu perusahaan Indonesia berinvestasi di Tiongkok. Di masa mendatang, KADIN akan membantu perusahaan Tiongkok mengenal Indonesia dan berinvestasi di Indonesia. Hal ini akan menjadi tugas KADIN di masa depan.

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040