Pusat Logistik Komoditi dan Dagang Tiongkok Selatan di Kota Nanning, Daerah Otonom Zhuang Guangxi yang arealnya mencapai 2,27 kilometer persegi dengan investasi senilai 10 miliar yuan RMB telah mulai dibangun Oktober lalu. Proyek tersebut akan menjadi wadah logistik komoditi dan dagang komprehensif berskala besar yang terletak di Nanning, serta akan menyinari bagian barat daya Tiongkok dan menghadapi Asia Tenggara. Menurut tokoh-tokoh terkait, dengan dibangunnya pusat itu akan lebih lanjut mempercepat langkah pembangunan Nanning untuk menghadapi basis logistik komoditi dan dagang regional ASEAN.
Daerah Otonom Zhuang Guangxi yang terletak di tempat integrasi lingkup ekonomi Tiongkok selatan, Tiongkok barat daya dan lingkup ekonomi ASEAN mempunyai keunggulan unik di bidang logistik komoditi dan dagang. Ibukota Nanning akan menjadi poros penting yang menyambungkan pantai tenggara, pedalaman bagian barat daya dan Asia Tenggara, maka dicantumkan sebagai kota sendi logistik bertingkat nasional di jalur logistik bagian barat daya Tiongkok.
Direktur PT Kota Tiongkok Selatan, Zheng Songxing menyatakan, Nanning mempunyai kedudukan strategis yang unik, daya hidup ekonomi maupun potensi pertumbuhannya merupakan faktor penting untuk menetapkan Kota Tiongkok Selatan di Nanning. Melalui jalan daratan, dari Nanning ke ASEAN dapat bersambung langsung dengan Vietnam, sedangkan dengan pesawat terbang dapat sampai ke Myanmar, Vietnam, Laos, Thailand dan Kamboja dalam waktu 2 jam, atau dengan waktu 4 jam juga bisa tiba di kota-kota penting di negara-negara ASEAN maupun Tiongkok. Sementara itu, Nanning ditunjuk pula sebagai tempat penyelenggaraan Ekspo Tiongkok-ASEAN secara permanen. Setelah dibentuknya Zona Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN 2010, banyak produk antar Tiongkok dan ASEAN akan ditiadakan pajak, maka kesempatan bisnis yang luar biasa menjadi sangat nyata.
Ditempatkannya Kota Tiongkok Selatan di Nanning justru bertujuan membangun suatu wadah pertukaran bahan baku industri dan komoditi tingkat dunia yang dapat menyediakan layanan efektif kepada para pedagang penyuplai dan pembeli berbagai negara ASEAN, terutama dalam pertukaran bisnis dan perdagangan, serta saling mempenuhi sumber daya yang efektif dan bersama-sama mendorong kemakmuran berkelanjutan ekonomi berbagai negara dan daerah ASEAN.
Dijelaskannya, perusahaannya akan memberi investasi senilai 10 miliar yuan RMB, dan membentuk Kota Tiongkok Selatan Nanning menjadi Pusat bahan baku industri dan pertukaran komoditi 10 jenis. Antara lain busana dan tekstil, produk kulit, industri kimia dan plastik, produk logam, perlengkapan mesin dan eletronik, perlengkapan mobil dan motor, industri mebel, mesin eletronik, farmasi dan peralatan medis, serta barang komoditi kebutuhan sehari-hari. Sementara itu, Kota Tiongkok Selatan Nanning juga merupakan wadah bagi logistik bisnis dan perdagangan komprehensif modernisasi yang dilengkapi berbagai pelayanan dan sarana.
Setelah dibangun Kota Tiongkok Selatan di Nanning, akan terdapat 30 ribu lebih perusahaan kecil dan menengah berturut-turut memasuki Kota Tiongkok Selatan di Nanning dan sekitar 150 - 200 ribu orang akan bekerja atau menetap di sana, serta volume perdagangan per tahun akan melampaui 100 miliar yuan RMB. Demikian kata Zheng Songxing.
Saudara pendengar, berikut ini kami perkenalkan secara singkat latar belakangnya Ekspo Tiongkok-ASEAN. Ekspo Tiongkok-ASEAN adalah kegiatan pertukaran ekonomi dan perdagangan tingkat nasional dan bersifat internasional yang disponsori lembaga ekonomi dan perdagangan Tiongkok dan 10 negara anggota ASEAN serta Sekretariat ASEAN. Ekspo Tiongkok-ASEAN yang diadakan setiap tahun oleh pemerintah Daerah Otonom Zhuang Guangxi, Tiongkok barat daya merupakan pameran satu-satunya yang diadakan di tempat yang sama secara permanen dan diadakan bersama pemerintah berbagai negara dalam wilayah Tiongkok sekarang.
Pada 8 Oktober 2003, Perdana Menteri Tiongkok Wen Jiabao dalam KTT 10+1 ke-7 mengusulkan mulai dari tahun 2004 diadakan Ekspo Tiongkok-ASEAN setiap tahun di Nanning, ibukota Daerah Otonom Zhuang Guangxi, Tiongkok barat daya, dan usulan tersebut disambut baik para pemimpin 10 negara anggota ASEAN.
Ekspo Tiongkok-ASEAN dengan asasi 'mendorong pembangunan Zona Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN, menikmati bersama kesempatan kerjasama dan perkembangan, meliputi perdagangan komoditi, kerja sama investasi dan perdagangan jasa, yang merupakan wadah penting untuk Tiongkok dan ASEAN memperluas kerjasama bisnis dan perdagangan. Ekspo Tiongkok-ASEAN dengan menfokuskan pameran, mengadakan kegiatan pertukaran di berbagai bidang dan berbagai tingkat, sera membentuk wadah pertukaran dan kerjasama Tiongkok-ASEAN.
Ekspo Tiongkok-ASEAN ke-6 diadakan pada 20-24 Oktober lalu di Nanning. Terpengaruh krisis moneter internasional, skala pameran dalam maupun luar negeri dilangsingkan dalam tingkat tertentu. Namun menurut perkenalan Sekretariat Ekspo Tiongkok-ASEAN ke-6, paviliun yang digunakan negara-negara ASEAN serta negara-negara di luar ASEAN menduduki 31%, dan bertambah 1,6% dibandingkan tahun lalu. Skala pameran negara-negara ASEAN menciptakan rekor terbaru. Indonesia, Laos, malaysia, Myanmar, Thailand dan Vietnam mendirikan paviliun pameran masing-masing. Selain itu, Perancis, Jepang, Korea Selatan dan negara-negara di luar ASEAN berpartsipasi pula dalam Ekspo Tiongkok-ASEAN, serta Hungaria dan Madakasgar untuk pertama kali juga ikut serta dalam ekspo tersebut.