Sarjana ASEAN Bahas Peluangan dan Tantangan Zona Perdagangan Bebas
  2010-04-01 14:23:02  CRI
Zona perdagangan bebas Tiongkok-ASEAN diresmikan pada tanggal 1 Januari tahun 2010 dengan membawa peluang dan tantangan bagi perkembangan Tiongkok dan negara-negara ASEAN. Dalam forum zona perdagangan bebas Tiongkok-ASEAN yang digelar kemarin ( 07/01 ), para pakar dan sarjana dari berbagai anggota ASEAN melakukan pembahasan mengenai hal tersebut.

Ketua Dewan Institut Strategis dan Internasional Indonesia, Djsman Simandjuntak menunjukkan, untuk merealisasi pengintegrasian, tugas yang mendesak sekarang ini adalah mengembangkan infrastruktur berbagai negara, sementara mengembangkan dan meningkatkan perangkat lunak kualitas sumber tenaga.

Direktur Institut Perkembangan Thailand, Dr. Nipin Poapongsakorn menunjukkan, setelah peresmian zona perdagangan bebas, yang perlu diperhatikan ialah mengurangi pagar perdagangan, maka diperlukan suatu standar yang diakui kedua pihak untuk mengelola perdagangan, termasuk transparan lintas bea cukai, logistik perdagangan, pemeriksaan dan standarisasi, guna menyediakan kemudahan kepada perusahaan kecil dan menengah.

Selain itu, di depan upacara perayaan peresmian zona perdagangan bebas yang diadakan kemarin, Wakil Menteri Industri dan Perdagangan Vietnam, Nguyen Canh Tu menyatakan, di bawah latar belakang ekonomi regional dan ekonomi dunia belum dipulihkan sepenuhnya, kedua pihak perlu melaksanakan berbagai komitmen mengenai zona perdagangan bebas, menentang proteksionisme perdagangan dalam segala bentuk.

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040