CAFTA merupakan kawasan perdagangan bebas yang pertama hasil negosiasi Tiongkok dengan luar negeri dan adalah zona perdagangan bebas yang paling besar di dunia dan terdiri dari negara-negara berkembang. Kawasan tersebut mempunyai populasi 1,9 miliar orang, PDBnya hampir 6 triliun dolar AS dan volume total perdagangan 4,5 triliun dolar AS, kawasan tersebut diresmikan pada tanggal 1 Januari tahun 2010. Yi Xiaozhun menyatakan, peresmian CAFTA adalah manifestasi konkret Tiongkok untuk terus mempermaju reformasi dan keterbukaan terhadap dunia luar serta mempercepat integrasi ekonomi regional. Untuk memungkinkan kawasan tersebut dapat dengan sungguh-sungguh memberikan manfaat bagi perusahaan dan rakyat kedua pihak, pemerintah kedua pihak selain dengan sungguh-sungguh melaksanakan kewajiban yang ditetapkan dalam persetujuan perdagangan bebas, terus memeratakan dan memperluas efek positif kawasan perdagangan bebas, masih menyediakan dukungan di bidang-bidang infrastruktur dan pendanaan, mempermaju fasilitas perdagangan dan investasi antara kedua pihak. Yi Xiaozhun mengatakan, " Dewasa ini, seiring dengan membaiknya situasi ekonomi, aspirasi perusahaan Tiongkok menuju ke luar semakin besar, diperkirakan investasi Tiongkok di negara-negara ASEAN beberapa tahun mendatang akan berkembang lebih cepat. Kedua pihak perlu sepenuhnya memanfaatkan dana kerja sama investasi dan sumber daya lainnya Tiongkok-ASEAN, mempercepat pembangunan infrastruktur, mengintensifkan penyambungan satu sama lain jalan raya, rel kereta api, lin penerbangan, informasi dan komunikasi dalam rangka memenuhi kebutuhan perkembangan lebih besar hubungan ekonomi dan perdagangan. Di atas dasar mengukuhkan hasil kini kawasan, menaikkan dan mengembangkan lebih lanjut hubungan ekonomi dan dagang bilateral di bidang yang lebih banyak dan lapisan yang lebih tinggi.
Tahun 2004, Tiongkok-ASEAN terlebih dahulu menggulirkan 'rencana panen dini' dengan menurunkan pajak impor terhadap produk pertanian sebagai isi utamanya, selanjutnya membuka secara bertahap pasar komoditi dan pasar jasa, hasil guna ekonomi yang didatangkan kawasan tersebut bagi kedua pihak terus diperbesar. Volume perdagangan bilateral bertumbuh dari 78 miliar dolar AS pada tahun 2003 hingga 230 miliar dolar AS tahun 2008.
Sejak digulirkannya pembangunan kawasan perdagangan bebas, Tiongkok dengan Indonesia, Brunei, Filipina, Malaysia, Thailand dan Singapura memberlakukan tarif nol persen terhadap 90 persen produk. Sampai tahun 2015, liberalisasi perdagangan antara Tiongkok dengan 4 negara ASEAN, yaitu Vietnam, Laos, Kamboja dan Vietnam akan mencapai taraf yang sama.
Sekretaris Jenderal ASEAN, Sundram Pushpanathan menyatakan, dirampungkannya pembangunan CAFTA tidak saja menyediakan kesempatan bagi kedua pihak untuk mengembangkan kerja sama regional, juga bermanfaat bagi penciutan jurang kaya dengan miskin antara negara-negara yang berbeda dan mendorong kerja sama perdagangan dan investasi lintas wilayah. Kini proteksionisme perdagangan terus marak di lingkup seluruh dunia, Tiongkok dan berbagai negara ASEAN perlu terus mempermaju liberalisasi perdagangan dan investasi, sehingga berbagai langkah yang menguntungkan di kawasan tersebut memainkan efisiensi yang sungguh-sungguh. Sundram Pushpanathan mengatakan, " Kami perlu mengadakan upaya yang lebih banyak bagi pengurangan lebih lanjut pagar perdagangan, menerapkan mekanisme pengelolaan yang lebih baik impor dan ekspor. Dengan demikian, kedua pihak dapat memperoleh keuntungan yang lebih baik dalam lingkup CAFTA."
Wakil Ketua Komite Nasional Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat (MPPR) Tiongkok, Huang Mengfu menyatakan, Tiongkok berbatasan dengan negara-negara ASEAN, kerja sama kedua pihak selama banyak tahun terus diperdalam, tidak hanya hubungan ekonominya semakin erat, pertukaran dan kerja sama di bidang-bidang pendidikan, kebudayaan dan pariwisata semakin dinamis, pembentukan CAFTA merupakan aksi riil kedua pihak untuk terus memperdalam kemiteraan strategis yang berorientasi perdamaian dan kemakmuran. Menyinggung pertumbuhan dan pembangunan CAFTA pada masa mendatang, Huang Mengfu mengatakan, " Pertama, meningkatkan pertukaran berbagai lapisan, memperkuat saling percaya politik, tepat waktu mengadakan pemberitahuan dan mengadakan penyelarasan dan menyelesaikan hal-hal terkait, sekuatnya mengembangkan kontak non pemerintah, mempermaju persahabatan tradisional dan perasaan persahabatan rakyat kedua pihak kedua, memperdalam kerja sama ekonomi dan perdagangan, memperluas terus skala perdagangan dan investasi bilateral, mempermaju dengan aktif dan berpartisipasi dalam kerja sama sub regional, yaitu kawasan pertumbuhan bagian timur ASEAN, Sungai Mekong Raya dan Pan Teluk Beibu. Ketiga, mendorong pertukaran kebudayaan, mengadakan secara menyeluruh pertukaran dan kerja sama di bidang-bidang ilmu pengetahun dan teknologi, pendidikan, kebudayaan, kesehatan, pariwisata serta pencegahan bencana dan pertolongan, memadatkan dan memperdalam terus hubungan mitra kerja sama strategis Tiongkok-ASEAN."