Titik Tolak Baru Integrasi Ekonomi Regional Tiongkok-ASEAN
  2010-04-01 14:24:41  CRI
Forum mengenai Kawasan Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN (FoCAFTA) hari ini (07/01) dibuka di Nanning, ibukota Daerah Otonom Zhuang Guangxi, Tiongkok selatan. Sekitar 400 tamu menghadiri forum yang bertema 'Saling menguntungkan dan menang bersama, menciptakan pula kecermelangan', para peserta forum mengajukan saran dan susul bagi pembangunan dan perkembangan CAFTA pada masa mendatang. Wakil Menteri Perdagangan Tiongkok, Yi Xiaozhun di depan forum menyatakan bahwa CAFTA merupakan suatu pengaturan sistem yang menang bersama, diresmikannya CAFTA merupakan titik tolak baru bagi kedua pihak untuk mengembangkan lebih lanjut hubungan ekonomi dan perdagangan, mendorong terus proses integrasi ekonomi regional. Berikut laporan rincinya.

CAFTA merupakan kawasan perdagangan bebas yang pertama hasil negosiasi Tiongkok dengan luar negeri dan adalah zona perdagangan bebas yang paling besar di dunia dan terdiri dari negara-negara berkembang. Kawasan tersebut mempunyai populasi 1,9 miliar orang, PDBnya hampir 6 triliun dolar AS dan volume total perdagangan 4,5 triliun dolar AS, kawasan tersebut diresmikan pada tanggal 1 Januari tahun 2010. Yi Xiaozhun menyatakan, peresmian CAFTA adalah manifestasi konkret Tiongkok untuk terus mempermaju reformasi dan keterbukaan terhadap dunia luar serta mempercepat integrasi ekonomi regional. Untuk memungkinkan kawasan tersebut dapat dengan sungguh-sungguh memberikan manfaat bagi perusahaan dan rakyat kedua pihak, pemerintah kedua pihak selain dengan sungguh-sungguh melaksanakan kewajiban yang ditetapkan dalam persetujuan perdagangan bebas, terus memeratakan dan memperluas efek positif kawasan perdagangan bebas, masih menyediakan dukungan di bidang-bidang infrastruktur dan pendanaan, mempermaju fasilitas perdagangan dan investasi antara kedua pihak. Yi Xiaozhun mengatakan, " Dewasa ini, seiring dengan membaiknya situasi ekonomi, aspirasi perusahaan Tiongkok menuju ke luar semakin besar, diperkirakan investasi Tiongkok di negara-negara ASEAN beberapa tahun mendatang akan berkembang lebih cepat. Kedua pihak perlu sepenuhnya memanfaatkan dana kerja sama investasi dan sumber daya lainnya Tiongkok-ASEAN, mempercepat pembangunan infrastruktur, mengintensifkan penyambungan satu sama lain jalan raya, rel kereta api, lin penerbangan, informasi dan komunikasi dalam rangka memenuhi kebutuhan perkembangan lebih besar hubungan ekonomi dan perdagangan. Di atas dasar mengukuhkan hasil kini kawasan, menaikkan dan mengembangkan lebih lanjut hubungan ekonomi dan dagang bilateral di bidang yang lebih banyak dan lapisan yang lebih tinggi.

Tahun 2004, Tiongkok-ASEAN terlebih dahulu menggulirkan 'rencana panen dini' dengan menurunkan pajak impor terhadap produk pertanian sebagai isi utamanya, selanjutnya membuka secara bertahap pasar komoditi dan pasar jasa, hasil guna ekonomi yang didatangkan kawasan tersebut bagi kedua pihak terus diperbesar. Volume perdagangan bilateral bertumbuh dari 78 miliar dolar AS pada tahun 2003 hingga 230 miliar dolar AS tahun 2008.

Sejak digulirkannya pembangunan kawasan perdagangan bebas, Tiongkok dengan Indonesia, Brunei, Filipina, Malaysia, Thailand dan Singapura memberlakukan tarif nol persen terhadap 90 persen produk. Sampai tahun 2015, liberalisasi perdagangan antara Tiongkok dengan 4 negara ASEAN, yaitu Vietnam, Laos, Kamboja dan Vietnam akan mencapai taraf yang sama.

Sekretaris Jenderal ASEAN, Sundram Pushpanathan menyatakan, dirampungkannya pembangunan CAFTA tidak saja menyediakan kesempatan bagi kedua pihak untuk mengembangkan kerja sama regional, juga bermanfaat bagi penciutan jurang kaya dengan miskin antara negara-negara yang berbeda dan mendorong kerja sama perdagangan dan investasi lintas wilayah. Kini proteksionisme perdagangan terus marak di lingkup seluruh dunia, Tiongkok dan berbagai negara ASEAN perlu terus mempermaju liberalisasi perdagangan dan investasi, sehingga berbagai langkah yang menguntungkan di kawasan tersebut memainkan efisiensi yang sungguh-sungguh. Sundram Pushpanathan mengatakan, " Kami perlu mengadakan upaya yang lebih banyak bagi pengurangan lebih lanjut pagar perdagangan, menerapkan mekanisme pengelolaan yang lebih baik impor dan ekspor. Dengan demikian, kedua pihak dapat memperoleh keuntungan yang lebih baik dalam lingkup CAFTA."

Wakil Ketua Komite Nasional Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat (MPPR) Tiongkok, Huang Mengfu menyatakan, Tiongkok berbatasan dengan negara-negara ASEAN, kerja sama kedua pihak selama banyak tahun terus diperdalam, tidak hanya hubungan ekonominya semakin erat, pertukaran dan kerja sama di bidang-bidang pendidikan, kebudayaan dan pariwisata semakin dinamis, pembentukan CAFTA merupakan aksi riil kedua pihak untuk terus memperdalam kemiteraan strategis yang berorientasi perdamaian dan kemakmuran. Menyinggung pertumbuhan dan pembangunan CAFTA pada masa mendatang, Huang Mengfu mengatakan, " Pertama, meningkatkan pertukaran berbagai lapisan, memperkuat saling percaya politik, tepat waktu mengadakan pemberitahuan dan mengadakan penyelarasan dan menyelesaikan hal-hal terkait, sekuatnya mengembangkan kontak non pemerintah, mempermaju persahabatan tradisional dan perasaan persahabatan rakyat kedua pihak kedua, memperdalam kerja sama ekonomi dan perdagangan, memperluas terus skala perdagangan dan investasi bilateral, mempermaju dengan aktif dan berpartisipasi dalam kerja sama sub regional, yaitu kawasan pertumbuhan bagian timur ASEAN, Sungai Mekong Raya dan Pan Teluk Beibu. Ketiga, mendorong pertukaran kebudayaan, mengadakan secara menyeluruh pertukaran dan kerja sama di bidang-bidang ilmu pengetahun dan teknologi, pendidikan, kebudayaan, kesehatan, pariwisata serta pencegahan bencana dan pertolongan, memadatkan dan memperdalam terus hubungan mitra kerja sama strategis Tiongkok-ASEAN."

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040