Menurut kepercayaan dari generasi lama bahwa segalanya di dunia selalu dihubungkan dengan 'keberuntungan' dan aturan ini berlaku bagi semua orang, baik kaya maupun miskin. Walaupun kadang di setiap perjalanan hidup kita akan menemukan berbagai kesulitan, namun keberuntungan yang menyertai kita selalu akan bisa membantu untuk menyelesaikan kesulitan atau masalah tadi. Demikianlah kepercayaan yang dipahami oleh warga Tiongkok ini mengenai keberuntungan.
Sehubungan dengan cerita keberuntungan tadi, di Gua Naga Kuning dibangun Taman Keberuntungan dan Percintaan yang memiliki sebuah cerita legenda yang luar biasa mengenai pasangan perkawinan di dunia yang telah diatur oleh Yue Lao (Dewa Bulan) dengan benang gaibnya dapat mengikat pasang-pasangan tersebut agar bisa bersatu dalam perkawinan. Taman ini dibangun khusus untuk para pengunjung baik dari dalam maupun dari luar negeri, baik pria dan wanita, tua maupun muda yang ingin menikmati kesenangan dan mendapatkan keberuntungan mereka di sini, di mana dulunya tempat ini merupakan tempat keramat bagi penganut Buddha, Taoist, serta pejabat dan rakyat kebanyakan yang bersaing satu sama lainnya untuk mendapatkan keberkatan tadi di sini.
Sejak Pemkot Hangzhou merenovasi beberapa bagian yang rusak dari Kuil Yue Lao (kuil Dewa Bulan), ini menandakan suatu penghormatan dari pemerintah dan warga Hangzhou terhadap Yue Lao sebagai salah satu kemampuan untuk mempertahankan kepercayaan tadi. Menurut kepercayaan, Dewa Bulan ini memiliki kunci yang dapat mempersatukan jantung hati dari istana Bulan. Kalau dipikir-pikir betapa agungnya pemberkatan cinta yang dilakukan oleh Dewa Bulan bagi pasangan di dunia ini.
Selain itu, di taman ini juga terdapat beberapa tempat hiburan menarik untuk dinikmati, seperti Kolam Keberuntungan, Gua Surgawi, Panggung Keberuntungan, Kebun Pemberkatan, dan Patung Dewi untuk mendapatkan keturunan. Dengan begitu banyknya tempat yang berhubungan dengan keberuntungan tersebut, menurut kepercayaan warga Tiongkok maka anda tidak akan gagal dengan apa yang anda inginkan, baik soal percintaan, persahabatan, kekayaan, keindahan alam atau musik, kebajikan, dan lain-lainnya.

Percaya atau tidak, namun legenda seperti itu dicatat dalam catatan buku kuno Tiongkok.
Tempat terakhir yang kami kunjungi ialah tempat produksi sutera dan teh. Di sana dipertunjukkan bagaimana sutera diambil dari kepompong ulat sutera, lalu diolah menjadi benang, kemudian benang ditenun menjadi kain. Kami juga berkesempatan untuk melihat-lihat berbagai produk dagangan dari sutera asli itu.
Sedangkan tempat produksi teh, di sini kami mendapat penjelasan mengenai berbagai macam jenis teh dan manfaatnya bagi kesehatan tubuh. Juga kami menyaksikan peragaan menghidang teh tradisional, kemudian kami juga diperbolehkan untuk mencicipi teh yang disajikan dalam mangkuk kecil khusus untuk minum teh ala Tiongkok.

















