Esok harinya, kami naik metro (kereta rel listrik bawah tanah) ke stasiun Jalan Longyan di bagian timur Kota Shnghai, di seberang timur Sungai Huangpu, di pinggir barat Distrik Baru Pudong, tidak begitu jauh ke tenggara dari Menara TV Mutiara Timur. Dari situlah kami menempuh perjalanan istimewa berkendaraan kereta ajaib yang disebut Kereta Rel Maglev. Ada rel, tapi keretanya tidak beroda. Kereta rangkai dua gerbong besar itu melaju dengan kecepatan tinggi dengan mengapung melayang di atas rel karena daya tarik magnetis. Maka itulah diberi nama "maglev" yang kepanjangannya adalah "magnetic levitation" atau "apung magnetis." Kereta ajaib Shanghai ini adalah sistem jalur maglev pertama di dunia yang dioperasikan secara komersial. Maglev Shanghai dibangun dengan teknologi Jerman yang lebih murah daripada teknologi Jepang yang menggunakan material semikonduktor. Mulai dibangun bulan Maret 2001, Maglev Shanghai sudah bisa dioperasikan sebagi percobaan bulan Desember 2002. Setelah melalui beberapa kali uji coba berikutnya, dia dioperasikan resmi sebagai layanan peragaan atau demonstrasi pada Januari 2003, dan perjalanan perdananya secara komersial untuk tamasya terjadi menjelang akhir September 2003. Jarak 30 kilometer dari Jalan Longyang ke Bandara Internasional Pudong ditempuh dalam waktu 8 menit, dengan kecepatan tertinggi 430 kilometer per jam. Dengan catatan waktu tersebut Maglev Shanghai mencetak rekor dunia maglev komersial untuk tamasya, dan ini diakui oleh Guinnes Book of World Records in 2003 pada bulan Desember 2003. Sejak Maret 2004 Maglev Shanghai memberi layanan reguler setiap hari selama 9 jam, yaitu dari 8.30 sampai 17.30. Dua rangkaian berjalan tiap 15-20 menit di atas jalur ganda. Menurut catatan terbaru, jarak antara Jalan Longyang dan Bandara Internasional Pudong sejauh 29,863 kilometer ditempuh dalam waktu 7 menit 20 detik.
Menumpang maglev disebut juga terbang pada ketinggian nol (zero), dan kereta ajaib ini adalah alat angkut modern yang berciri kecepatan tinggi, aman, nyaman, hemat energi, dan ramah lingkungan. Waktu kami naik maglev itu kira-kira jam 13.30, penumpang banyak sekali. Hampir 80 persen tempat duduk yang berjumlah sekitar 420, terisi. Bersama para penumpang lainnya kami dengan jantung berdebar-debar memandang ke penunjuk kecepatan di dinding depan gerbong. Dalam sekejap kecepatan naik ke 50 km/jam, terus 100 km/jam, 200 km/jam, dan pada saat mencapai 430 km/jam banyak penumpang tertawa atau bersorak. Kami benar-benar merasa seperti terbang karena gerbong agak bergoyang dan bergetar, dan pemandangan di luar jendela melesat ke belakang dengan laju yang mengerikan. Kecepatan berangsur menurun, dan sampailah kami di terminal Bandara Internasional Pudong yang cantik jelita dan sekaligus gagah perkasa. Baru, modern, bersih, rapi, menyenangkan. Ramai sekali di situ. Kumpulan orang ramai itu kebanyakannya adalah wisatawan baik dalam negeri maupun asing yang berada di situ karena ingin merasakan naik maglev dan melihat-lihat Bandara Internasional Pudong serta meninjau Museum Maglev. Sebagian memang calon penumpang pesawat udara.
1 2 3 4 5 6
|