Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-08-17 13:40:14    
Melihat-lihat SHANGHAI, "Metropolis di Timur Jauh"

cri

Pulang ke hotel, kami masih sempat nyelonong ke daerah pertokoan baru bernama Xujiahui di bagian barat daya Shanghai. Mal, toserba dan plaza serta pusat perbelanjaan (shopping centre) berhimpun di sini di areal seluas 4,5 kilometer persegi. Daerah pertokoan ini sedang diperluas hingga mencapai luas 7 kilometer persegi dan akan menjadi daerah perdagangan dan industri jasa yang modern dan lengkap dalam waktu 6 sampai 8 tahun ke depan. Sebagai salah satu kawasan perbelanjaan yang paling sibuk dan ramai di Shanghai, Xujiahui dihuni oleh bangunan-bangunan mentereng dan modern yang menyandang nama atau merek besar seperti Toserba Pasifik, Toserba Orient, Metro City dan Grand Gateway Plaza. Suasananya adalahsuasana Shanghai, suasana yang memancarkan potensi, kekuatan dan kesuburan ekonomi "Metropolis di Timur Jauh."

Kami menginap di sebuah hotel di Jalan Nanjing yang tersohor sebagai kawasan perbelanjaan yang tertua di Tiongkok dan paling ramai di Shanghai. Pagi-pagi memandang ke luar jendela, tampak banyak orang sedang bergerak badan di Lapangan Abad (Shiji Guangchang, "Century Square"). Ada yang melakukan berbagai jenis senam tradisional Tiongkok, termasuk taiji quan, senam kebugaran dan sebangsanya, dan berlari "jogging." Ada lagi yang menari kolektif gaya asli Tiongkok maupun berdansa gaya barat dengan iringan musik rekaman yang sesuai. Sejak September 1999 Jalan Nanjing dijadikan jalan bebas kendaraan, hanya untuk pejalan kaki. Di waktu malam jalan ini merupakan lautan cahaya, siang dan malam dibanjiri lautan manusia. Di sepanjang kiri kanan jalan berderet lebih dari 600 toko, termasuk yang lama, toko-toko terkenal yang memiliki kekhasannya masing-masing. Jalan komersial yang berusia seratus tahun ini tak henti-hentinya mengalami perubahan dan pembaruan. Di situ ada mal, plaza, restoran, Toserba Shanghai Nomor Satu yang besar dan terkenal, hotel berbintang dan tidak berbintang, berbagai macam toko khusus untuk barang dagangan tertentu. Kehadiran investasi asing cukup mencolok. Jalan Nanjing menerima satu juta pengunjung rata-rata setiap hari, pada hari libur bisa mencapai dua juta. Survei belum lama ini menunjukkan adanya keluhan tentang kerumunan yang terlalu padat dan kurangnya tempat untuk bersantai.

Keesokan paginya kami berjalan-jalan dengan santai dan masuk keluar toko di sepanjang Jalan Nanjing. Usai santap siang terus menuju BalaiPameran Perencanaan Kota Shanghai di Jalan Raya Rakyat dekat dengan Lapangan Rakyat (Renmin Guangchang, "People's Square"). Di dalamgedung modern lima-lantai dengan desain yang sangat menarik itu pengunjung dapat menyaksikan pameran yang memberikan informasi yang jelas dan penting melalui banyak cara peragaan multimedia seperti adegan simulasi, pertunjukan film dan TV, maket besar Kota Shanghai, peta, gambar dan foto. Dengan begitu kita bisa memahami Shanghai sebagai kota bersejarah, apa yang dinamakan "master plan", bagaimana bentuk kota dewasa ini dan bagaimana di masa depan yang dekat dan yang jauh. Kita diberi tahu tentang perencanaan terinci untuk bagian inti kota seluas 600 kilometer persegi, Distrik Baru Pudong seluas 570 kilometer persegi, dan semua distrik dan kabupaten lainnya, termasuk Pulau Chongming. Adapenjelasan tentang perencanaan pembangunan pelabuhan laut dalam, pengembangan Sungai Huangpu, perbaikan menyeluruh atas Sungai Suzhou,perencanaan prasarana kota, pelestarian lingkungan (air dan udara), real estat, penghijauan, dan pariwisata. Bagian istimewa yang menarik disitu ialah bioskop sirkarama yang paling maju di Tiongkok. Tempat penontonnya di tengah ruangan, dan layarnya temu gelang 360 derajat, yaitu seluruh dinding dalam ruangan yang bundar. Filmnya bernama "Wisata Shanghai 2010 yang Mengagumkan." Penonton merasa seperti naik pesawat udara yang terbang rendah meninjau seluruh Kota Shanghai, bagian demi bagian. Di ruangan bawah tanah gedung pameran itu diperagakan model pemandangan kota yang diberi nama "Jalan Tradisional Shanghai Tahun 1930." Keadaannya hampir sama dengan yang sudah kami kagumi di Menara TV Mutiara Timur.

Senja hari kami bersantai-santai di Lapangan Rakyat (Renmin Guangchang, "People's Square"). Nyaman sekali rasanya dibelai embusan angin sepoi-sepoi. Banyak orang berkerumun di situ, mundar-mandir atau duduk-duduk menikmati udara segar dan suasana kebersamaan sambil berbincangria dan meyaksikan pemandangan lapangan dan sekitarnya. Lapangan kotaini berada di jantung Shanghai. Dulunya arena pacuan, gelanggang olahraga,dan tempat judi. Lapangan Rakyat yang luasnya 140.000 meter persegi ituadalah hamparan hijau termasuk tanam-tanaman dan pepohonan, dan dikelilingi oleh gedung-gedung yang penuh daya pukau. Di utara terletak Gedung Pemerintah Kota, sedang di timur laut berdiri Teater Besar Shanghai, sebuah bangunan besar yang banyak sekali menggunakan kaca, dan di barat diimbangi oleh Balai Pameran Perencanaan Kota yang sudah kami kunjungi sebelumnya. Yang paling mengesankan di lapangan itu ialah Museum Shanghai. Desainnya sungguh berani dan khas, yaitu menyerupaikuali masak gaya Tiongkok kuno yang terbuat dari perunggu. Di dalamnya terdapat tujuh lantai --- lima di atas dan dua di bawah tanah --- yang menyimpan lebih kurang 120.000 benda budaya masa lampau. Di pojok timur laut lapangan terletak Pasar Burung dan Bunga. Dalam radius yang lebih besar panorama kota yang terlihat dari Lapangan Rakyat memang luar biasa. Lapangan itu dikelilingi pencakar langit dengan arsitektur modern yang menampakkan desain yang aneh-aneh sehingga mata tidak bosan memandangnya. Itulah citra Shanghai sebagai kota yang modern dan canggih.


1  2  3  4  5  6