Suatu hari, ia diundang untuk "mengobati" seorang pasien wanita. Setelah pura-pura mengusir "roh jahat", ia memberikan wanita itu "obat" berupa arak yang dicampuri abu dupa. Setelah minum obat yang diberikan itu, wanita tersebut meninggal keesokan harinya. Melihat gelagat itu, Li Qingchun bergegas melarikan diri dan bersembunyi di rumah familinya. Mengikuti nasehat familinya, ia kemudian menyerahkan diri kepada polisi, dan setelah disidangkan, ia dijatuhi hukuman penjara selama 15 tahun.
Pada bulan November tahun 1980, Li Qingchun mencuri kesempatan berhasil kabur dari penjara dan menyamar sebagai gelandangan sakit jiwa dengan harapan bisa lolos dari pengejaran polisi. Lama kelamaan iapun terbiasa dengan kehidupan bergelandangan itu. Selama 32 tahun ini ia menjadikan kolong jembatan sebagai tempat berteduh, tapi seiring dengan bertambahnya umur, kondisi kesehatannya makin menurun, dan rasa nyeri di sendi tulang selalu menyiksanya. Kadang ia sembunyi-sembunyi pulang ke kampung dan menyaksikan teman-teman sepermainnya kini sedang menikmati hidup normal dengan keluarga dan anak cucu. Ia pun tak dapat menahan rasa sedih, akhirnya memutuskan untuk menyerahkan diri kepada polisi untuk "menebus dosanya". Setidaknya di penjara ia bisa makan kenyang, mempunyai tempat tinggal dan bisa mendapatkan pengobatan bila sakit, lebih nyaman daripada hidupnya sekarang yang terlunta-lunta dan selalu diburu rasa takut. Menurut undang-undang, Li Qingchun harus menjalani sisa masa hukumannya di penjara selama 14 tahun, dan ditambah tambahan hukuman penjara selama beberapa bulan.