Kota Hangzhou
  2013-05-17 11:49:05  CRI

Sementara itu di depan aula utama terdapat dua pagoda bersegi delapan dan dua buah menara batu yang berisi Buddha sutera terletak di depan Aula Lokapala, semuanya dibangun pada masa Lima Dinasti (907-960).

Sedangkan di gua-gua Bukit Feilai, terdapat 300 ukiran batu Buddha yang telah diukir sejak masa Lima Dinasti, Dinasti Song (960-1279), dan Dinasti Yuan (1271-1368). Ukiran batu yang anggun tersebut mengandung nilai artistik yang tinggi.

Enam Pagoda atau Pagoda Liuhe

Enam Pagoda atau Pagoda Liuhe merupakan pagoda yang terkenal di mana dibangun di atas sungai Qiantang. Pagoda ini pada awal mulanya dibangun pada masa Dinasti Song Utara (960-1127). Pagoda tujuh cerita dengan tinggi sekitar 59.89 meter, memiliki 13 buah cerita, keunikan dari pagoda ini ialah dibangun dengan bata dan kayu, dengan atap yang lancip menjulang tinggi ke arah puncak.

Pagoda ini memberikan pemandangan istimewa di sepanjang Sungai Qiantang.

Enam Pagoda dinamakan seperti keenam kitab undang-undang Buddha. Pagoda ini juga digunakan sebagai mercu suar, dan seperti memiliki tenaga gaib untuk menghentikan sumur bor pasang yang bergemuruh di atas Sungai Qiantang pada pertengahan bulan September setiap tahunnya.

Gua Naga Kuning

Gua Naga Kuning dibangun pada tahun 1985 di Gua Huangiong di bagian barat Bukit Qixia. Tempat ini merupakan taman sederhana dan anggun yang meniru gaya Dinasti Song (960-1279).

Di taman tersebut terdapat rumpun-rumpun bambu lebat, perumahan teh, dan perumahan umum.

Para pemain, pelayan toko, dan restoran di taman ini, semuanya memakai kostum zaman Dinasti Song. Di sini para wisatawan dapat menikmati lagu dan tarian kuno dari opera Yue dan musik tradisional.

Di dunia, tiada tempat yang memiliki kepercayaan yang tetap dipelihara sejak zaman nenek moyang, atau orang sekarang menyebutnya dengan takhayul, cerita yang bisa dipercaya atau tidak dipercaya, tergantung pada diri masing-masing orang. Demikian pula di Tiongkok sendiri, kepercayaan umum yang memiliki sejarah panjang ini masih dipercaya dan dipelihara hingga kini.

Menurut kepercayaan dari generasi lama bahwa segalanya di dunia selalu dihubungkan dengan 'keberuntungan' dan aturan ini berlaku bagi semua orang, baik kaya maupun miskin. Walaupun kadang di setiap perjalanan hidup kita akan menemukan berbagai kesulitan, namun keberuntungan yang menyertai kita selalu akan bisa membantu untuk menyelesaikan kesulitan atau masalah tadi. Demikianlah kepercayaan yang dipahami oleh warga Tiongkok ini mengenai keberuntungan.

Sehubungan dengan cerita keberuntungan tadi, di Gua Naga Kuning dibangun Taman Keberuntungan dan Percintaan yang memiliki sebuah cerita legenda yang luar biasa mengenai pasangan perkawinan di dunia yang telah diatur oleh Yue Lao (Dewa Bulan) dengan benang gaibnya dapat mengikat pasang-pasangan tersebut agar bisa bersatu dalam perkawinan. Taman ini dibangun khusus untuk para pengunjung baik dari dalam maupun dari luar negeri, baik pria dan wanita, tua maupun muda yang ingin menikmati kesenangan dan mendapatkan keberuntungan mereka di sini, di mana dulunya tempat ini merupakan tempat keramat bagi penganut Buddha, Taoist, serta pejabat dan rakyat kebanyakan yang bersaing satu sama lainnya untuk mendapatkan keberkatan tadi di sini.

Sejak Pemkot Hangzhou merenovasi beberapa bagian yang rusak dari Kuil Yue Lao (kuil Dewa Bulan), ini menandakan suatu penghormatan dari pemerintah dan warga Hangzhou terhadap Yue Lao sebagai salah satu kemampuan untuk mempertahankan kepercayaan tadi. Menurut kepercayaan, Dewa Bulan ini memiliki kunci yang dapat mempersatukan jantung hati dari istana Bulan. Kalau dipikir-pikir betapa agungnya pemberkatan cinta yang dilakukan oleh Dewa Bulan bagi pasangan di dunia ini.

Selain itu, di taman ini juga terdapat beberapa tempat hiburan menarik untuk dinikmati, seperti Kolam Keberuntungan, Gua Surgawi, Panggung Keberuntungan, Kebun Pemberkatan, dan Patung Dewi untuk mendapatkan keturunan. Dengan begitu banyknya tempat yang berhubungan dengan keberuntungan tersebut, menurut kepercayaan warga Tiongkok maka anda tidak akan gagal dengan apa yang anda inginkan, baik soal percintaan, persahabatan, kekayaan, keindahan alam atau musik, kebajikan, dan lain-lainnya.

Percaya atau tidak, namun legenda seperti itu dicatat dalam catatan buku kuno Tiongkok.

Tempat terakhir yang kami kunjungi ialah tempat produksi sutera dan teh. Di sana dipertunjukkan bagaimana sutera diambil dari kepompong ulat sutera, lalu diolah menjadi benang, kemudian benang ditenun menjadi kain. Kami juga berkesempatan untuk melihat-lihat berbagai produk dagangan dari sutera asli itu.

Sedangkan tempat produksi teh, di sini kami mendapat penjelasan mengenai berbagai macam jenis teh dan manfaatnya bagi kesehatan tubuh. Juga kami menyaksikan peragaan menghidang teh tradisional, kemudian kami juga diperbolehkan untuk mencicipi teh yang disajikan dalam mangkuk kecil khusus untuk minum teh ala Tiongkok.


1 2 3 4 5
Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040