Eropa Alami Krisis Pengungsi Paling Serius Sejak Perang Dunia II
  2016-01-12 17:29:29  CRI

Tahun 2015, Eropa dihadapkan pada gelombang pengungsi terbesar sejak Perang Dunia II. Berbeda dengan keadaan sebelumnya, gelombang pengungsi kali ini utamanya adalah pengungsi perang dari daerah Timur Tengah dan Afrika Utara. Pengungsi yang membanjiri Eropa itu tidak saja mendatangkan masalah ekonomi dan sosial kepada Eropa, namun juga menimbulkan perselisihan dan perdebatan besar di Eropa. Eropa sedang menghadapi tantangan serius dalam menanggapi krisis pengungsi.

Dikarenakan situasi di daerah Timur Tengah dan Afrika Utara termasuk Suriah dan Lybia terus bergolak, dan organisasi ekstrim ISIS terus merajalela serta kebangkitan kembali Taliban Afghanistan pada tahun ini, maka sejumlah besar warga di daerah tersebut terpaksa melarikan diri dari kampung halamannya. Sedangkan Eropa sudah menjadi tempat tujuan para pengungsi oleh karena letak geografi yang dekat, kesejahteraan yang baik serta kebebasan berpindah di dalam kawasan Schengen.

Menurut statistik terbaru Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), terhitung sampai tanggal 21 Desember, jumlah pengungsi dan imigran yang melewati Laut Tengah dan rute darat ke Eropa untuk mencari perlindungan pada tahun 2015 telah melampaui 1 juta, merupakan 5 kali dari angka tahun lalu. Seiring dengan penyeberangan ilegal sejumlah besar pengungsi ke Eropa, insiden tenggelamnya kapal imigran terus terjadi. Menurut statistik IOM dan Badan Pengungsi PBB (UNHCR), di bagian laut Timur saja, setiap harinya rata-rata terdapat 7 pengungsi tewas.

1 2 3 4
Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040