Farah: dari Boneka Bertali ke Kawasan Perindustrian
  2012-09-19 12:41:18  CRI

Pekerja kilang Sansida memproses bahan untuk membuat tapak kasut

Akhir sekali, kami alihkan perhatian kepada perusahaan tempatan di kawasan perkampungan Jiangtou. Sebelum tiba di kawasan itu, kami menjangkakan sebuah kampung tradisional. Sebenarnya, kampung Jiangtou ini lebih kepada kawasan perindustrian yang menjadi tapak dan tempat lahir bagi pelbagai industri.

Pengindustrian kawasan tersebut ternyata sudah banyak memajukan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup penduduk tempatan. Seramai lebih lima ribu orang penduduk tempatan serta 45 ribu orang pekerja imigran dapat mencari rezeki setelah terbinanya kilang-kilang seperti Syarikat Sanside, 361 dan Dexeng yang sudah pun tersenarai dalam bursa saham termasuk di pasaran antarabangsa seperti Malaysia dan Taiwan. Penduduk tempatan kini dapat menikmati subsidi perubatan dan pendidikan, dan tidak lagi hidup dalam keadaan serba kekurangan. Malah, kerana tidak lagi dibelenggu kemiskinan, mereka dapat beriadah dan bersantai pada waktu malam. Mereka juga suka menyanyi dan menari di kawasan lapangan kampung.

Kilang Sansida ini dilengkapi dengan pelbagai alatan pemprosesan yang moden

1 2 3 4 5 6 7 8
Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040