Di zamannya Xu Xiake membutuhkan waktu tiga hari untuk mendaki Huangshan. Hari pertama, mendung. Hari kedua, hujan. Hari ketiga, matahari bersinar cerah. Dalam tiga hari pendakian ini, ia menemukan berbagai warna Huangshan yang begitu puitis dan filosofis. Tapi di zaman milenium ini, perjalanan itu dikompres menjadi belasan menit dengan cable car (setelah dengan berat hati sekali lagi ia merogoh 80 Y dan menangisi Kuil Lembah Awan yang sudah musnah dan telah berubah menjadi tempat antrean cable car). Mendung di pintu masuk, titik-titik air dari awan dan kabut selama perjalanan dengan kereta modern sambil mengagumi pemandangan tipis gunung di kejauhan, dan matahari yang terik bersinar sampai di puncak.
Jalan sempit dan berbahaya di tepi tebing yang dilukiskannya 400 tahun lalu, kini sudah berubah menjadi undak-undakan tangga yang rapi dengan ketinggian rata-rata 15-20 sentimeter per undakan. Dia tidak perlu takut terpeleset jatuh ke jurang, sekalipun ia ingin berjalan serong ke kiri atau ke kanan, karena undak-undakan itu lebar sekali, tak kurang dari 2 meter, dan masih ada rantai logam dan pegangan sebagai pengaman. Kisah pendakian yang dulu dilukiskannya: "menapaki salju untuk mencari jalan, menghancurkan es untuk membuka jalan踏雪寻径、凿冰开路" telah dipermudah dan dipernyaman menjadi "perjalanan menyusuri undak-undakan."
Xu Xiake harus diberitahu, semua fasilitas jalan yang sangat nyaman ini mulai dibangun sejak 1979, setelah sang pemimpin Tiongkok Deng Xiaoping datang berkunjung dan mengatakan, "Huangshan adalah tempat baik untuk mengeksploitasi turisme. Kita harus mengangkat nama Huangshan." Penduduk setempat kini berterima kasih kepada Deng, karena berkatnya Huangshan menjadi surga pariwisata Tiongkok.