Huangshan Modern di Mata Musafir Kuno
  2011-11-11 10:30:05  CRI

Sampai di atas, dia termenung menatap awan yang menyingsing perlahan dari bukit-bukit menjulang. Dia ingin merenungi arti dari setiap lekukan gunung dan untaian pohon pinus, nyanyian angin dan awan. Tapi belum sampai dia merenung, dari belakang sudah terdengar suara keras dan elektrik dari pemandu: "Lihatlah gunung itu. Itu seperti kakek tua pemetik obat. Lihat! Itu kepalanya! Itu jubahnya! Itu keranjang di belakangnya! Anda bisa ambil gambar di sini! Cepat! Cepat! Waktu kita tidak banyak! Pengunjung yang sudah selesai, ayo jalan!" Barisan pengunjung lain sudah siap menjepretkan kamera dan memberi isyarat, "Minggir! Minggir!"

Di zamannya dulu ia berkawan pena dan kertas, melukiskan pemandangan ajaib yang dijumpainya. Teman-teman seperjalanan di abad milenium ini punya alat yang lebih canggih: kamera digital dan telepon seluler. Pegunungan ini juga sudah dipenuhi sinyal elektromagnetik. Xu bahkan menganga menyaksikan di puncak gunung sudah berdiri menara radar yang berubah fungsi menjadi stasiun cuaca, memberi laporan ramalan cuaca secara akurat hingga beberapa hari ke depan.

Kepalanya semakin pening menyaksikan bahwa kuil Qingliang di puncak bukit tempat ia dulu menginap bersama biksu Tao kini telah berubah menjadi hotel bintang lima yang megah. Harganya pun megah: 8.888 Y (sekitar Rp 12 juta) per malam untuk presidential suite, dan minimal 1.000 Y untuk kamar biasa. Harga kamar ini sangat mahal, karena untuk memelihara lingkungan, pemerintah Tiongkok memutuskan untuk tidak menambah lagi jumlah kamar yang tersedia dalam enam hotel yang ada di puncak gunung. Sebagai musafir nenek moyangnya backpacker, Xu pun memutuskan untuk mendirikan kemah (setelah membayar 50 Y). Xu terpaksa menahan lapar karena tidak ada lagi kuil yang memberi makan dan tumpangan gratis. Semua makanan dibawa dari kaki gunung sampai ke puncak oleh para porter yang terengah-engah membawa pikulan sampai seberat 60 kilogram. Semua bahan santapan para penginap di hotel di puncak gunung, mulai dari sayuran sampai ikan segar, dibawa secara manual oleh para porter yang harus setiap hari naik-turun gunung. Tak heran kalau harganya lebih mahal berlipat-lipat daripada biasa.

1 2 3 4 5 6
Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040